Review Anime: Shigatsu wa Kimi no Uso

Shigatsu wa Kimi no Uso atau kalo diterjemahin ke Indonesia atinya "Kebohonganmu di Bulan April". Anime ini diangkat dari sebuah manga karya Naoshi Arakawa yang total jilidnya ada 11. Manga ini mulai terbit tahun 2011 dan berakhir tahun 2015. Sedangkan animenya dibuat pada tahun 2014 dan berakhir tanggal 19 Maret 2015.

Anime ini bercerita tentang Arima Kousei, seorang pianis berbakat yang merajai kompetisi-kompetisi yang ada. Kesempurnaanya dalam bermain piano membuatnya tidak terkalahkan. Namun, gelar tak terkalahkan itu membuat iri lawan-lawannya dan akhirnya arima diberi gelar 'manusia robot' karena dia selalu patuh akan perintah ibunya seperti robot.

Saat berumur 12 tahun, Arima kehilangan ibunya yang sudah tidak tertolong lagi akibat penyakitnya. Kejadian tersebut benar-benar memberikan pukulan hebat terhadap hidup Arima karena yang selama ini yang menjadi alasannya untuk bermain piano adalah demi kesembuhan ibunya. Sebelum ibunya meninggal, Arima sempat marah dengan ibunya yang tidak pernah puas dengan permainannya dan mengatakan "orang sepertimu (ibunya) lebih baik mati saja". Setelah ibunya meninggal, rasa bersalah yang dia miliki karena telah berkata seperti itu terhadap ibunya sebelum meninggal membuatnya merasa kalau dia terkena kutukan dari ibunya sehingga tidak bisa mendengarkan nada dari piano yang dia mainkan. Jadi setiap dia bermain piano, dia merasa sedang ada di dalam air, tidak mendengarkan apa-apa selain suara yang sumbang.

Suatu hari, seorang teman masa kecilnya bernama Tsubaki Sawabe mengajaknya untuk menemaninya memperkenalkan seorang teman kelasnya dengan teman mereka Ryouta Watari. Tsubaki, Watari dan Arima adalah teman dari kecil. Mereka tumbuh besar di kota yang sama dan hampir selalu satu sekolah bersama. Tahun terakhir di SMP, Arima hanya sekelas dengan Watari dan berbeda kelas dengan Tsubaki. Tsubaki memaksa Arima untuk ikut dengannya karena dia merasa, mungkin saja wanita yang ingin mengajak Watari untuk berkenalan adalah seorang pemain biola dan mungkin saja bisa mendorong Arima untuk kembali bermain seperti dulu.

Tsubaki adalah seorang wanita tomboi pemain baseball yang merupakan tetangga Arima sejak dulu, itulah sebabnya dia begitu akrab dengan Arima meskipun saat kecil Arima sulit sekali untuk dia ajak bermain karena sibuk latihan bersama ibunya. Arima menganggap Tsubaki sebagai seorang kakak yang selalu ada untuk melindunginya, memang itulah yang selalu Tsubaki lakukan sejak kecil. Tsubaki juga suka menjaili Arima yang begitu kikuk, membuatnya juga disebut sebagai seorang kakak yang menyebalkan oleh Arima. Tsubaki begitu suka mendengerkan permainan piano Arima dan menganggap kalau Arima keren saat bermain piano. Mengingat mereka tinggal bersebelahan, Tsubaki biasanya mendengarkan langsung permainan Arima dari dalam kamarnya. Sudah 2 tahun berlalu, dia tidak lagi mendengarkan Arima memainkan pianonya.

Watari adalah teman masa kecil Arima juga, namun bukan tetangga. Seorang playboy populer yang memiliki banyak kekasih sehingga terkadang dia terlalu sibuk dengan semua wanitanya, meninggalkan Arima hanya berdua dengan Tsubaki. Dia juga adalah seorang pemain bola yang berimpian untuk melanjutkan SMA-nya di sekolah khusus sepak bola. Tidak begitu mengerti musik, sehingga terkadang dia hanya tidur saat diajak untuk menyaksikan kompetisi piano.

Hari pertemuan pun sudah tiba, satu momen yang akhirnya berhasil membuat hidup Arima yang abu-abu menjadi kembali berwarna, yaitu setelah tanpa sengaja dia bertemu lebih dulu dengan wanita yang ingin kenalan dengan Watari, Kaori Miyazono. Betapa takjubnya Arima ketika melihat Kaori memainkan pianika dengan bebasnya dan meneteskan air mata pada akhir permainannya. Tanpa sadar Arima mengambil handphone-nya dan mencoba memfoto Kaori yang sedang bermain tersebut, tapi Kaori malah salah paham dan mengira kalau Arima ingin memfoto celana dalamnya. Bukan awal sebuah pertemuan yang bagus memang. Tapi kemudian Tsubaki dan Watari datang, Kaori yang tadinya jahat dan menyiksa Arima langsung berubah drastis di hadapan Watari. Begitu melihat Kaori, Watari pun langsung menyukainya, tidak diragukan sih, Kaori memang seorang wanita yang cantik dengan rambut panjang lembutnya dan juga sifatnya yang ceria. Padahal Arima merasa kalau dia baru saja jatuh cinta dengan Kaori, tapi setelah melihat Kaori akrab dengan Watari, dia pun langsung patah semangat.

Kebetulan pada hari itu juga, Kaori sedang ada jadwal kompetisi Biola. Berhubung mereka juga tidak punya tujuan lain, Watari, Tsubaki dan Arima pun memutuskan untuk menyaksilan Kaori bermain di kompetisi tersebut. Saat tiba giliran Kaori bermain, awalnya begitu teratur dan sesuai dengan partitur. Tapi kemudian permainannya begitu bebas dan berhasil memikat seluruh penonton yang menyaksikan tidak terkecuali Watari dan juga Arima. Watari menjadi semakin menyukai Kaori, begitupun dengan Arima, dia menjadi begitu terinspirasi setelah melihat penampilan Kaori. Setelah hari kompetisi itu pun Kaori menjadi semakin dekat dengan Watari. Tapi Watari tetaplah Watari dengan sifat playboy-nya yang masih saja melekat meskipun sekarang dia sudah dapatkan Kaori yang bisa dikatakan wanita sempurna.

Suatu hari Arima bertemu dengannya di jalan, dia sedang menunggu Watari. Arima tahu kalau Watari sebenarnya sedang berkencan dengan wanita lain, tapi sebagai seorang teman Arima pun melindungi Watari dan Kaori malam kemudian menunjuk Arima sebagai pengganti Watari dengan menggelarinya "teman A". Dengan usaha yang cukup panjang dan penuh air mata, akhirnya Kaori berhasil membuat Arima kembali memainkan piano dan menjadi pengiringnya dalam sebuah kompetisi biola. Padahal awalnya Arima selalu saja melarikan diri dari ajakan Kaori untuk menjadi seorang pengiring.

Setelah lama tidak bermain, akhirnya arima bermain kembali sebagai seorang pengiring, awalnya dijalani dengan lancar, tapi tidak bertahan lama, apa yang selama ini Arima anggap sebagai kutukan kembali menghantuinya dan dia kembali tidak bisa mendengarkan nada yang dia mainkan membuat permainannya kacau. Tidak menyerah karena telah gagal sekali, kemudian Kaori meminta permainannya diulang. Berbeda dengan yang pertama, kali ini Kaori berusaha untuk menuntun Arima yang serasa sedang berada di dalam lautan nan gelap, memberikan cahaya harapan yang kemudian menyelamatkan Arima dari kesumbangan yang selama 2 tahun telah menghantui permainannya. Usaha Kaori tidak sia-sia, mereka berdua berhasil menyelesaikan lagunya dengan sukses dan tepuk tangan yang meriah dari penonton yang hadir memecah suasana hening setelah mereka bermain.

Setelah itu, Arima pun akhirnya memberanikan untuk kembali mengikuti kompetisi piano. Meskipun belum sembuh sepenuhnya dari trauma yang dialaminya setelah kepergian ibunya. Tindakan Arima ini kemudian mempertemukannya kembali dengan 2 orang pesaing terberatnya semenjak masih kecil dulu, yaitu Takeshi Aiza dan Emi Igawa. Selain menjadi rival terberat Arima, mereka berdua juga adalah fans berat Arima dan menjadikan sebagai seorang panutan yang sangat menginspirasi untuk bermain piano. Melihat Kouse Arima kembali masuk daftar pesarta kompetisi setelah menunggu 2 tahun lamanya, membuat Takeshi dan Emi benar-benar bersemangat dan bertekat untuk bisa unjuk kebolehan di depan Arima langsung.

Semasa kanak-kanak, Takeshi pernah menganggap Arima sebagai seorang pahlawan. Dari dulu dia selalu berusaha untuk bisa mengalahkan Arima dalam kompetisi piano. Tapi semakin dia berusaha, semakin dia merasa tertinggal dari Arima, seolah tidak bisa mengejar Arima. Namun itu tidak mematahkan semangatnya untuk terus berlatih keras karena dia percaya suatu saat dia bisa mengalahkan Arima di dalam kompetisi.

Sedang Emi adalah seorang anak perempuan yang mulai bermain piano setelah semasa kecilnya dia melihat Arima bermain dengan lugunya kemudian terinspirasi untuk bisa bermain juga sama seperti Arima. Tujuannya adalah agar Arima bisa melihatnya bermain, menyadari keberadaannya, berharap nada yang dia mainkan akan sampai kepada Arima.

Kompetisi awal Arima setelah sekian lama tidak berbuah manis. Di tengah permainan dia lagi-lagi tidak bisa mendengarkan nada yang dia mainkan, kemudian karena berhenti bermain di tengah penampilan, dia pun didiskualifikasi. Di situlah peran Kaori terlihat, perlahan dia mencoba untuk menghilangkan trauma yang Arima rasakan, berusaha untuk membuat Arima bisa merasakan nada yang dia mainkan.

Jika dulu ibunya adalah sumber inspirasi dan alasannya untuk bermain, namun setelah adanya Kaori, dialah yang menjadi inspirasi dan alasan Arima. Kebahagiaan yang Arima rasakan setelah berhasil mendengarkan nada kembali tidak berlangsung lama. Kaori tiba-tiba saja masuk rumah sakit karena penyakit gagal sumsum tulang yang sudah lama dideritanya. Tidak ada satu pun dari temannya yang mengetahui penyakit sebenarnya yang diderita Kaori karena dia selalu saja mengatakan kalau dia hanya mengalami anemia. Melihat Kaori yang berada di rumah sakit, membuat Arima teringat dengan kenangan ibunya dan dia tahu kalau kaori bohong tentang penyakit, dia tahu kalau Kaori tidak akan baik-baik saja meskipun Kaori terus saja bersikap seperti biasanya namun dengan wajah yang lebih pucat.

Dengan keahlian yang sudah kembali seperti semula, Arima pun mendapatkan murid yang tidak lain adalah adik dari rivalnya, Takeshi. Awalnya adiknya tersebut berniat menyakiti Arima yang dia anggap sudah merebut kakaknya darinya. Namun setelah mengenal Arima lebih dekat, dia jadi tahu Arima yang sebenarnya dan malah balik mengaguminya. Suatu ketika, karena sering menjalani operasi dan beberapa terapi, membuat Arima jarang bertemu dengan Kaori, membuatnya jadi hanya sering menghabiskan waktu hanya bersama Tsubaki. Saat hanya berdua sambil berteduh menunggu hujan reda, Tsubaki meminta Arima untuk menyadari perasaannya dan memaksa Arima untuk seharusnya tahu kalau Kaori menyukai Watari, dan Arima tidak punya pilihan selain menyukainya (Tsubaki). Itu adalah untuk pertama kalinya Tsubaki berani frontal dengan perasaannya. Tapi hal tersebut malah membuat hubungan mereka jadi canggung satu sama lain.

Sampai diakhir cerita, Kaori tidak punya pilihan selain berani untuk melakukan operasi yang penuh risiko jika ingin bermain biola seperti dulu.

Ternyata operasinya tidak berjalan seperti yang diharapkan. Nyawa Kaori gagal diselamatkan dari operasi tersebut. Namun dalam prosesnya, Arima juga sedang mengikuti kompetisi final sebelum akhirnya menutup buku-nya di SMP. Saat bermain di final, Arima seperti merasakan Kaori yang ikut mengiringinya dengan bermain biola di sampingnya. Lagu yang dimainkan Arima di final tersebut adalah Chopin`s Ballad No. 1 in G minor, Op. 23. Sungguh duet terakhir yang mengharukan. Arima pun meneteskan air mata dipenghujung permainannya.
 
Sepulang dari kompetisi tersebut, Arima membaca surat terakhir Kaori yang mengungkap fakta-fakta mengejutkan, ini isi surat terakhir Kaori.

Isi surat terakhir Kaori itu sudah menggambarkan seluruh ending dari anime ini, juga menjadi alasan mengapa judul anime ini adalah Shigatsu wa Kimi no Uso yang ternyata mengacu kepada kebohongannya menyukai Watari hanya untuk ngedeketin Arima saja.

Kesluruhan cerita dalam anime ini sangat berhasil masuk feelnya ke hati ane yang lemah ini. Cerita yang seolah menggambarkan kalau Kaori sudah berusaha keras melawan penyakitnya dengan tekat sehingga nantinya akan berhasil sembuh, namun akhirnya malah tidak terduga. Tidak ada banyak komentar untuk cerita anime ini, keren banget dah!

Oh ya sekedar informasi anime ini memiliki Opening dan Ending yang bagus yang dibawakan oleh Wacci, Coalamode, 7!! dan Goose yang mana musiknya itu tertanam di dalam jiwa :v.

Belum ada Komentar untuk "Review Anime: Shigatsu wa Kimi no Uso"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel